Jumat, 01 Juni 2012

Amerika dan Adidaya: Nyata atau Imej Belaka?

Satu hal tentang Amerika saat pertama kali mendengarnya dulu: “Wow!”. Ya, kagum. Amerika memang membuncahkan decak kagum saat pertama kali melihatnya. Eksotisme alam, budaya, dan masyarakatnya membuat mata-mata orang awam terkesima. Amerika di mata dunia memang negara penguasa, tapi sepenguasa itukah? Seindah itukah? Sebaik itukah?  Nyatanya tidak.

Sebagai siswa SMA dan sebagai seseorang yang belum pernah menginjakkan kaki di Amerika, kami masih terkagum-kagum dengan Amerika, bagaimana mereka menjalankan keuangan, mengolah pariwisata, hubungan diplomasi dengan negara-negara lain, terutama negara berkembang seperti Indonesia. Tapi itu dulu, sekarang pandangan kami berbeda seratus delapan puluh derajat tentang Amerika.

Amerika memang punya kuasa atas banyak aspek dan elemen di dunia ini, mulai pariwisata sampai perdagangan, tapi tahukah anda tentang “kebobrokan” mereka? Tentang topeng sebagai “negara paling baik hati” terutama untuk negara berkembang?

Sudahkah anda mendengar tentang Wikileaks, sebuah media massa internasional yang mengungkapkan dokumen-dokumen rahasia negara dan perusahaan kepada publik melalui situs webnya. Website milik Julian Assange ini mengungkapkan dokumen rahasia Amerika tentang perang Irak. Bocornya dokumen negara ini dimanfaatkan berbagai kalangan—disebutkan media pemerintah China—untuk menyerang AS. Media China menyebutkan, “Kebocoran itu telah merusak kredibilitas AS sebagai pelindung HAM.”

Berikut adalah beberapa poin penting yang dimuat di wikileaks yang kami baca dari berbagai media:

1.      Dokumen tersebut disebutkan mengenai sepak terjang AS dimana diplomat memerintah semua musuh dan sekutu dimata-matai. Disebutkan juga beberapa hal tentang fakta bahwa Raja Saudi Arabia, Abdullah, mendorong Washington untuk sesegera mungkin membom Iran.

2.      Kebocoran ini juga mengungkapkan lebih detail tentang seluk-beluk strategi politik dan militer AS. Bocornya informasi ini segera ditangkap oleh berbagai media lokal dan internasional seperti; The New York Times, Guardian dan beberapa media lainnya. Dokumen rahasia ini terbongkar paling baru tercantum pada bulan Februari 2010.

3.      Pada dokumen diplomatik yang rahasia tersebut, terkuak bahwa pemimpin Arab secara pribadi mendesak AS melakukan serangan terhadap Iran.

4.      Pejabat-pejabat AS juga telah diintruksikan untuk memantau kepemimpinan PBB, disini juga terungkap tentang isu-isu internasional yang tersensitif yang dimuat dalam rekapitulasi bulanan Washington.

5.      Disini juga dibahas tentang ‘gesekan’ antara China dan Korea Utara, lalu tingginya kekhawatiran atas ketidakstabilan Pakistan. Amerika Serikat dan Inggris juga meresahkan tentang keamanan program Nuklir dan senjata di Pakistan, karena pakistan mengalami keruntuhan ekonomi. Disebutkan juga mengenai rencana dan upaya AS memerangi Alqaidah di Yaman.

6.      Selain itu, dalam salah satu dokumen terungkap bahwa wakil presiden Zia Massoud membawa uang 52 juta dolar secara tunai, hal ini dapat dihentikan dalam perjalanan ke Uni Emirat Arab, meskipun begitu Massoud membantah mengambil uang tersebut dari Afganistan. Hal ini membuat AS geram atas tingginya tingkat korupsi di Afganistan.

7.      Satu dokumen menyebutkan bahwa Rusia telah menjadi ‘negara mafia virtual’ disebutkan disana bahwa ada dugaan Rusia dan badan intelejen memanfaatkan bos-bos mafia untuk melakukan operasi kriminal secara besar-besaran.

8.      Dalam dokumen lain, melansir adanya sebuah ‘hadiah’ bahwa Italia mendapat kontrak energi yang menguntungkan karena kedekatan Vladimir Putin (PM Rusia) dan Silvio Berlusconi (PM Italia).

9.     Sebagian besar ditulis oleh prajurit yang bertugas di lapangan. Detail laporan juga menyebutkan aksi penembakan terhadap warga sipil yang dilakukan oleh pasukan AS. Tercatat bahwa sekitar lima belas ribu warga sipil tewas, dll.

Di dalam satu artikel yang kami baca menyebutkan bahwa pemerintah AS sangat khawatir atas publikasi terbaru Wikileaks ini membahayakan keselamatan para diplomat AS di luar negeri. Mereka juga mengkhawatirkan tentang keselamatan intelejen mereka di luar negeri. Gedung Putih bersuara, "Serta orang-orang dari penjuru dunia yang datang ke AS tuntuk memperjuangkan demokrasi dan pemerintahan terbuka."

Baru-baru ini, berita yang beredar mengenai “Matinya Kebebasan Internet” yang dilancarkan Amerika: RUU SOPA dan PIPA*). Menurut kebanyakan orang yang kami mintai pendapat tentang rancangan undang-undang ini menuturkan bahwa SOPA dan PIPA ini sebagai ‘kiamat’ dalam berinternet. Mereka tak bisa lagi men-download dan upload sembarang file ke sembarang situs ilegal, karena akan segera dicekal dan dijerat oleh UU ini.

Untuk kalangan pro-SOPA/PIPA menyambut positif tindakan pemerintah AS ini karena akan lebih ‘menyelamatkan’ mereka dari pembajakan dalam dunia maya yang tak terkendali. Hak cipta mereka lebih terlindungi dan aman.

Jika kebebasan online dibatasi, akan lebih terasa dampak negatif daripada positifnya. Kesenjangan antara kaum elite politik dan warga negara biasa menjadi sangat kentara akibat informasi yang terbatas dari internet. Tidak akan adanya transparansi dalam internet, berita akan lebih lelet tersebar luas ke berbagai belahan dunia dan banyak kemunduran-kemunduran lain.

Dampaknya bagi Indonesia adalah menyalahi sistem di Indonesia tentang transparansi informasi, akan mempersempit kawasan aspirasi dan inovasi kalangan ekonomi menengah kebawah. Dan tentunya akan menambah biaya internet Nasional. Bagi sebagian kalangan, internet merupakan media edukasi paling berpengaruh yang sangat mendukung dunia pendidikan. Sebagai seorang yang bergantung pada internet, kami juga akan lebih sulit memperoleh informasi dan sebagainya karena kebijakan ini.

SOPA/PIPA sudah memakan korban, Jumat (20/01/12) situs www.megaupload.com telah ditutup secara resmi. Megaupload adalah situs penyimpanan dan transfer secara online yang terbesar di dunia, pengunjung perharinya mencapai 50 juta pengunjung. Situs ini dapat ditutup secara mudah oleh AS karena situs ini mempunyai banyak pengguna dan server yang berada di AS.

Gambar 1.1: Bukti bahwa megaupload.com telah resmi ditutup
CLICK TO ENLARGE
Menyikapi hal ini, banyak petinggi dunia yang tidak setuju ada RUU yang meresahkan ini, terlebih untuk pengguna internet di seluruh dunia. Mereka mengecam akan adanya kemunduran internet secara besar-besaran. Apakah ada maksud lain di balik RUU SOPA/PIPA ini?

Amerika merupakan negara yang mempunyai imej “Adidaya” dan mempunyai banyak hubungan diplomatik di negara lain, bahkan Amerika dianggap sebagai dewa penolong bagi negara terbelakang dan negara berkembang. Maka dari itu pandangan masyarakat awam dunia terlebih masyarakat Indonesia masih banyak yang pro dengan Amerika. Mereka menganggap Amerika adalah “Tuan baik hati”. Tapi nyatanya?

Seperti lawatan Presiden Amerika Serikat tempo lalu ke Indonesia apakah hanya membahas tentang deklarasi bersama kemitraan komprehensif, hubungan diplomatik dengan Indonesia saja atau punya maksud lain? Ataukah Obama hanya sekedar memberikan kesan bahwa ia cinta Indonesia, dengan menyebut “Bakso”, “Nasi goreng” dan “Sate” sebagai makanan favoritnya? Bahwa ia seorang keturunan Indonesia? Itu saja?

Menurut kabar acak dari internet yang berhasil kami himpun, Obama akan memangkas seratus ribu tentaranya untuk memotong anggaran mereka. The Economic Colapse menyebutkan, “Kemerosotan yang terjadi sangat buruk dan akan ada banyak masalah jika kita tidak melakukan perubahan dramatis.” Inilah beberapa bukti bahwa Amerika saat ini dilanda bencana.

Lalu bagaimanakah intepretasi kami sebagai seorang siswa tentang Amerika? Amerika merupakan negara yang turut berperan atas perkembangan dari Indonesia sendiri, mulai dari pendidik, perdagangan, ekonomi dan pariwisata. Kedua negara ini memang memiliki hubungan diplomatik yang cukup baik dan jarang mengalami gesekan, tetapi janganlah mau Indonesia dijadikan boneka atas AS. Bukankah perjuangan merebut kemerdekaan dulu susah payah, lalu maukah lagi “Dijajah” lagi? Tidak, pasti tidak.

Kami juga telah melakukan riset kecil-kecilan tentang pendapat sesama siswa tentang Amerika. Pendapat mereka beragam, berikut ini adalah pendapat mereka yang kami himpun dari Facebook, Twitter dan jejaring sosial lain:

Gambar 1.2: Jajak pendapat yang kami lakukan di facebook
CLICK TO ENLARGE
Gambar 1.3: Jajak pendapat yang kami lakukan di twitter
CLICK TO ENLARGE


Kami sebagai siswa tak akan berpihak untuk pro atau kontra terhadap Amerika karena bagaimanapun juga Amerika turut andil dalam NKRI. Bukan dalam konteks mencampuri urusan rumah tangga negara, tetapi dalam bahasan membantu negara berkembang seperti Indonesia.






*) SOPA (Stop Online Piracy Act) dan PIPA (Protect IP Act) adalah undang-undang yang diajukan tahun lalu oleh senator dan pejabat tinggi AS dengan tujuan untuk melindungi hak cipta materi internet seperti video, musik, software dan semua barang digital dari pembajakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan ketik komentar anda mengenai artikel yang kami tulis di kolom yang sudah disediakan