Jumat, 01 Juni 2012

“Harta Karun” Surabaya Berada di Tangan Pemuda

Di era global seperti ini, penggunaan bahasa Surabaya sudah sangat jarang diperdengarkan di antara masyarakat Surabaya sendiri. Terutama jarang sekali digunakan oleh anak muda seperti kita. Beberapa kalangan menyimpulkan hal ini berakar dari banyak faktor, mulai dari televisi, kerabat, lingkungan, maupun public figure.

Seringkali orang mengalami krisis percaya diri ketika ia dikatakan ndeso. Sebenarnya apa definisi ndeso sendiri? Ditelisik dari bahasa, ndeso berasal dari bahasa jawa yang mempunyai arti orang desa. Dari sudut pandang yang lain atau yang sering masyarakat artikan, ndeso berarti tidak kekotaan atau bersifat kuno/kolot. Tetapi apakah menggunakan bahasa Surabaya selalu dianggap ndeso/kuno? Jawabannya tidak.


Kebanyakan dari masyarakat Indonesia adalah peniru yang ulung. Masyarakat lebih condong meniru apa yang mereka lihat dan mereka dengar. Hal ini cukup berdampak pada intensitas penggunaan bahasa Surabaya, termasuk berdampak pada munculnya stigma miring tentang bahasa Surabaya yang ndeso. Seorang akan takut di juluki ndeso oleh karena itu seorang meniru apa yang ada pada zaman sekarang. Sejatinya tidak, Surabaya memiliki bahasa khas dengan aksen tersendiri.

Gambar 1.1: Penari remo tampak luwes menari diikuti-
oleh 2000 orang peserta tari remo serempak pada event-
akbar Surabaya Urban Culture Festival 2012 (SUCF 2012)
Bahasa Surabaya tidak ndeso, buktinya, hampir di seluruh Indonesia mengenal panggilan khas untuk pemuda Surabaya yaitu Arek. Tak hanya dalam bahasa, Surabaya juga mempunyai kebudayaan yang beragam. Di bidang kesenian, Surabaya memiliki ludruk, tari remo, kidungan, dll. Tetapi hal ini kurang dimanfaatkan benar oleh penerusnya, pemuda-pemudinya.

Gambar 1.2: Semangat peserta penari remo serempak di SUCF-
terpancar dari wajah dan senyum mereka yang merekah saat-
mengikuti alunan musik khas remo.
Kurun waktu belakangan, kesenian Surabaya mulai kehilangan peminat, terutama anak muda. Sebagian kecil dari mereka berkiblat pada budaya barat dan menganggap kuno hal-hal yang berbau etnis. Hal itu adalah paradigma yang salah, dengan tetap mempertahankan budaya yang ada kita juga bisa keren dan gaul. Seirama dengan Cak dan Ning kota Surabaya, mereka mengemban tugas untuk mempromosikan pariwisata Surabaya kepada turis lokal maupun mancanegara. Cak dan Ning adalah organisasi anak muda yang gencar memperkenalkan pada dunia apa sebenarnya yang dimiliki kota dengan ikon Sura dan Baya ini.

“Para turis menyukai Surabaya karena masyarakat Surabaya di zaman teknologi seperti sekarang ini, masih menggunakan tenaga manusia,” tutur Cak Caky, salah satu Cak Surabaya.

Gambar 1.3: Seluruh rakyat tumpah ruah di Jalan Tunjungan menari remo bersama-
di SUCF, Minggu (27/5). Dengan adanya acara seperti ini, masyarakat lokal-
maupun mancanegara akan lebih megenal budaya Surabaya.
Terbukti dari pernyataan Cak Caky, Surabaya acap kali dilirik oleh turis asing. Tetapi, mengapa kita sebagai masyarakat lokal tidak bisa lebih menghargai? Sebagai anak muda generasi penerus bangsa, seharusnya kita harus lebih bisa menghargai dan melestarikan kesenian dan budaya dalam negeri, khususnya Surabaya.

Masihkah kita ingat tentang lontong balap dan semanggi Surabaya? Dua dari begitu banyak makanan khas yang terlahir dari kota Surabaya. Sebagai anak muda yang mempunyai tugas melestarikan itu, kita harus bisa memperkenalkan itu ke muka dunia. Sebagai contoh, mengetahui asal-usul dari lontong balap, sejarah dari semanggi adalah langkah jitu untuk lebih mengenalkan kebudayaan Surabaya. Karena, selama ini mata dunia mengenal Indonesia hanya dari Bali. Kita harus bisa menghapus pandangan itu dengan menunjukkan Indonesia adalah dari Sabang sampai Merauke, termasuk Surabaya.

Sejatinya, kota Surabaya dikenal dengan kota ligaliter dimana masyarakatnya masih sangat menghargai kultur dan tata krama. Tinggal bagaimana kita sebagai generasi muda melanjutkan tugas untuk tetap melestarikan “harta karun” Surabaya dan memperkenalkannya di kancah internasional. Hidup Arek Suroboyo!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan ketik komentar anda mengenai artikel yang kami tulis di kolom yang sudah disediakan